
UNS—Tim Pengabdian Kepada Masyarakat S1 Program Studi Pengelolaan Hutan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta telah melaksanakan pelatihan ecoprint pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Paguyuban Petani Al-Barokah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan pendapatan anggota KWT Paguyuban Petani Al-Barokah melalui fashion berkelanjutan. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara dalam menjaga kelestarian lingkungan sesuai dengan visi yang dimiliki oleh Paguyuban Petani Al-Barokah yaitu “Membentuk masyarakat tani yang kuat, mandiri adil dan sejahtera yang mampu mengelola sumberdaya alam, dengan menjaga kelestarian lingkungan serta memperhatikan kesetaraan dan kebersamaan antara laki-laki dan perempuan”. Kegiatan dilaksanakan di Sekretariat Paguyuban Petani Al-Barokah, Desa Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang.
Dalam sambutannya, Ketua Program Studi Pengelolaan Hutan sekaligus anggota tim pengabdi, Prof. Dr. Ir. Supriyadi, M.P., mengatakan bahwa “Kegiatan KWT perlu dibina agar dapat meningkatkan kesejahteraan melalui pengelolaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan, terutama di luar sektor pertanian. Namun, perlu digaris bawahi bahwa kegiatan tersebut harus tetap berwawasan lingkungan”.
Ketua pelaksana pengabdian kepada masyarakat, Ir. Yus Andhini Bhekti Pertiwi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., mengatakan bahwa “Desa Ketapang memiliki potensi hutan rakyat, pekarangan, dan tegalan yang terdiri dari beragam vegetasi tumbuhan yang kaya dengan sumber bahan pewarna alam, maka ecoprint menjadi salah satu peluang usaha yang dapat dilakukan oleh KWT Paguyuban Petani Al-Barokah untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan dan bermuara pada peningkatan kreativitas dan pendapatan”.
“Rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat dilakukan tidak lepas dari dukungan yang diberikan oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Program Dana untuk Kesejahteraan dan Ekonomi Berkelanjutan Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal (Dana TERRA) tahun 2022” imbuh Yus Andhini.
Pemaparan materi dilakukan kepada peserta dengan pengenalan ecoprint, teknik dalam ecoprint, alat dan bahan serta tata cara/prosedur yang harus dilakukan untuk melakukan ecoprint, dan analisis biaya dalam membuat kain ecoprint. Pada penyampaian materi, tim pengabdi terlebih dahulu menjelaskan pengertian ecoprint, karena sebagian besar peserta belum mengetahui apa itu ecoprint. Ecoprint merupakan suatu proses mentranfer warna dan bentuk secara langsung pada kain dengan memanfaatkan bagian atau organ tumbuhan seperti kulit, buah, bunga, dan daun. Saat ini kain dengan teknik ecoprint diminati oleh masyarakat luas. Terlebih, pembuatan ecoprint menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan berasal dari alam sekitar.
Peserta diajak praktik secara langsung untuk membuat ecoprint pada media kain. Agar dapat mengembangkan ide desain/motif pada kain, maka peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Sebelum praktik dilakukan, peserta telah diminta untuk membawa daun dan bunga yang akan digunakan dalam praktik. Beragam jenis daun dan bunga digunakan, antara lain daun jati, jarak, kersen, papaya muda, jambu biji, bunga sepatu, bunga kenikir, daun kenikir, paku-pakuan dll. Dalam praktik, dikenalkan dua metode pembuatan ecoprint, yaitu metode pukul (pounding) dan kukus (steaming).
Motif ecoprint yang dihasilkan sesuai dengan kreativitas peserta dalam menata daun dan bunga pada permukaan kain. Disampaikan oleh salah satu anggota Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, Rissa Rahmadwiati, S.Hut., M.Sc., bahwa “Pola yang dihasilkan dalam ecoprint unik dan tidak dapat diulang, sehingga sifatnya limited edition. Hal inilah yang nantinya menjadi keunggulan dan menjadi nilai plus untuk ecoprint”
Kegiatan pelatihan memperoleh sambutan yang baik dari peserta. Harapannya, setelah kegiatan selesai, maka peserta dapat terus mengasah keterampilan dalam membuat ecoprint. Tampak para peserta sangat antusias dengan pelatihan yang dilakukan. “Kegiatan ini sangat positif, mengajak ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani untuk lebih kreatif dan sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan, sehingga harapannya dapat memberikan manfaat ekonomi sebagai bentuk peluang usaha yang layak dikembangkan oleh kelompok ataupun anggota” testimoni ketua KWT Al-Barokah, Nurul Fiqriyah.
Untuk menjaga dan melestraikan lingkungan sekitar, tim pengabdi mengajak ibu-ibu anggota KWT untuk menanam beragam tanaman di pekarangan, tegakan, dan hutan rakyat guna intensifikasi lahan di bawah tegakan. Selain itu, tim pengabdi juga menyerahkan beberapa jenis tanaman keras/kehutanan yang dapat menghasilkan pewarna alam kepada Paguyuban Petani Al Barokah untuk dikelola oleh kelompok.