
Padi adalah komoditas utama yang ditanampetani di Desa Karang, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten dan merupakan salah satu sentra produksi padi di Jawa Tengah. Petani di wilayah tersebut saat ini sedang merintis pengembangan padi organik. Namun upaya perintisan ini masih menemui beberapa kendala. Sebagai pemula, kendala yang dihadapi dalam bercocok tanaman padi organic adalah produktivitas yang rendah.
Kegiatan Pengabdian oleh Tim dari Riset Grup (RG) Hama Tanaman Tropika, telah dilaksanakan di Kelompok Tani Organik Wong Delanggu yang berlokasi di Desa Karang, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Berdasarkan hasil wawancara, semua anggota KT tersebut sudah menerapkan budidaya tanaman sehat, namun hanya beberapa diantaranya telah melakukan system pertanian organik. Permasalahan yang dihadapi petani mitra yang telah menerapkan pertanian organic adalah tingkat produktivitas padi organik yang hanya 6 ton, lebih rendah disbandingkan dengan yang non organic dengan produktivitas mencapai 8-9 ton per Ha. Akar masalahnya adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan petani dalam hal teknologi budidaya padi organik, penyediaan pupuk organik, dan pengendalian OPT ramah lingkungan yang masih terbatas. Melalui kegiatan ini, pendekatan dan solusi masalah yang dilakukan adalah : (1) Peningkatkan pengetahuan dan teknologi budidaya padi organic dengan system tanam jajar legowo (jarwo); (2) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam aplikasi Azolla sebagai sumber nitrogen di lahan padi; dan (3) Pembudidayaan Azolla. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, pendampingan dan praktik lapangan dalam bentuk demplot. Hasil sosialisasi tahap pertama menunjukkan hasil (1) Secara umum petani sasaran sudah mengenal sistem tanam jajar legowo namun hanya sekitar 25 % yang sudah mempraktikkan; (2) Hanya sebagain kecil petani yang sudah mengenal manfaat Azolla sebagai sumber pupuk nitrogen bagi tanaman; (3) Belum ada petani yang memanfaatkan azola sebagai sumber N bagi tanaman; (4) Sudah ada petani yang membudidayakan azola sebagai pakan ikan. Kegiatan sosialisasi diakhiri dengan pemberian bibit azolla dan ember untuk pemeliharaan bagi semua peserta. Diharapkan bibit azolla tersebut akan menjadi indukan untuk perbanyakan Azolla dalam jumlah yang lebih besar sehingga dapat diaplikasikan di lahan pertanaman padi.
Gambar 1. Peserta penyuluhan
Gambar 2. Penyerahan bibit azolla dan ember sebagai wadah pemeliharaan