Diversifikasi Produk dan Peningkatan Value Proposition Menjadi Fokus Pendampingan Tim PPKOK BEM FP UNS Kepada UMKM Desa Ngunut
Monday, 14 November 2022 185 View

Diversifikasi Produk dan Peningkatan Value Proposition Menjadi Fokus Pendampingan Tim PPKOK BEM FP UNS Kepada UMKM Desa Ngunut

PPKOK (Progam Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan) adalah program penguatan kapasitas ormawa melalui serangkaian proses pembinaan ormawa oleh Perguruan Tinggi yang diimplementasikan dalam program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. PKOK bertujuan untuk menerapkan nilai-nilai Tri Dharma perguruan tinggi ketiga berupa pengabdian kepada masarakat. Progam ini hadir untuk bertujuan meningkatkan skill dari pengurus organisasi kemahasiswaan sekaligus membangun masyarakat sebagai bentuk pengabdian. Secara singkat bentuk dari kompetisi PPKOK adalah organisasi kemahasiswaan menjalani rangkaian seleksi dan yang telah dinyatakan lolos akan menerima hibah pendanaan progam sesuai dengan proposal yang telah diajukan.

BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret menyambut antusias adanya PPKOK, sehingga mengangkat kembali Desa Ngunut, Jumantono, Karangnyar untuk kembali mengambil kesempatan emas yamg belum tentu datang kedua kalinya ini, agar semakin terwujud menjadi desa berdaya dan unggul. Desa Ngunut merupakan salah satu desa unggulan yang terletak di Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Desa Ngunut memiliki berbagai potensi di dalamnya seperti perikanan, pertanian, wisata, dan UMKM. Hasil pertanian yaitu tanaman obat keluarga dan buah pisang. Desa Ngunut juga memiliki produk unggulan UMKM lokal seperti olahan tanaman obat keluarga (TOGA), kerupuk kulit sapi, dan keripik tempe yang berpotensi menjadi pendorong kesejahteraan masyarakatnya.

UMKM Desa Ngunut memiliki wadah yang telah terbentuk melalui program PHP2D BEM FP UNS 2021 berupa Kelompok Usaha Produk Lokal (KUPL) dan Gerai Agridaya yang menjadi penampung produk unggulan. Namun, berbagai keunggulan dan potensi yang dimiliki Desa Ngunut belum diolah secara maksimal. Inovasi produk olahan TOGA masih kurang sehingga diperlukan adanya inovasi produk untuk menarik konsumen. Kelompok Usaha Produk Lokal (KUPL) dibentuk untuk menjadi pusat konsultasi dan koordinasi bagi UMKM di Desa Ngunut. Namun, Kelompok Usaha Produk Lokal (KUPL) ini belum memiliki kepengurusan secara struktural. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia juga menjadi hambatan bagi pengelolaan KUPL dan Gerai Agridaya. Oleh karena itu, melalui Tim PPKOK BEM FP UNS 2022 dilakukan upaya perbaikan dan pemberdayaan bagi para pelaku usaha di Desa Ngunut agar menjadi lebih baik. Terbentuknya “Klinik Bisnis Adibaswara” diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan Desa Ngunut karena mampu meningkatkan kapasitas masyarakat setempat dan menjadi wadah untuk konsultasi, pendampingan, pelatihan, dan pemberdayaan kelompok UMKM Desa Ngunut serta dapat terlaksananya peningkatan value proposition yang berupa inovasi produk, kemasan, merek, dan pemasaran yang juga dapat menjadi strategi pemasaran digital marketing dengan menggaet mitra kerja untuk dapat menembus pasar internasional guna meningkatkan income generating sekaligus level up UMKM di Desa Ngunut.

Penentuan potensi dan prioritas program yang harus dihadirkan guna menjawab persoalan di atas, dilakukan bersama oleh desa dalam hal ini dihaduri oleh aparatur, tokoh desa, dan tim PPKOK BEM FP. Bertempat di Balai Desa Ngunut, pihak desa bersama Tim PPKOK BEM FP UNS menyepakati bahwa akan mengangkat progam yang berorientasi untuk meningkatkan value proposition produk UMKM lama dan baru sebagai perwujudan Sociopreneur baru melalui produk pisang krispi, serta melakukan diversifikasi produk pada olahan TOGA

Setelah segenap pendekatan kultural, ketuk pintu ke beberapa tokoh desa, Tim PPKOK BEM FP UNS menggelar pertemuan resmi untuk mengawali keberjalanan PPKOK, pada tanggal 14 Juli 2022 di Balai Desa Ngunut. Pertemuan pembuka difungsikan untuk sosialisasi seputar PPKOK, lalu menyampaikan maksud dan tujuan kehadiran Tim PPKOK BEM FP UNS, serta FGD yang berisi saran dan masukan dari Pihak Desa Ngunut untuk keberjalanan PPKOK. Pihak desa menyambut baik adanya pertemuan pembuka, hal ini dilihat dari keaktifan saat sesi FGD. Dukungan dari pihak Desa Ngunut tidak hanya terasa saat pertemuan pembuka, melainkan hingga progam berjalan, komunikasi yang terjalin baik menyebabkan pihak desa selalu terbuka untuk bersedia membantu segala sesuatu yang dibutuhkan Tim PPKOK BEM FP UNS, baik dari segi saran dan masukan, hingga hal-hal yang bersifat fisik, seperti tempat singgah, ruang pertemuan, peralatan pelatihan, data-data pendukung, dan masih banyak lagi. 

Agar pembacaan potensi dan mekanisme pasar semakin ditangkap secara mendalam oleh UMKM Desa Ngunut, maka pada Sabtu, 17 September 2022 Tim PPKOK BEM FP UNS bersama perwakilan UMKM Desa Ngunut, Jumantono, Karanganyar, mengunjungi UMKM Progress Jogja, yang bealamat di Jatigrit, Srimartani, Kec. Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rombongan dari perwakilan UMKM Desa Ngunut berjumlah 5 orang yang terdiri dari pelaku usaha Jamu Jahe Instan, Keripik Kulit Sapi, Sale Pisang, UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Kelompok Aksepto) serta dibersamai oleh tokoh pemuda Desa Ngunut. Studi banding difungsikan untuk membuka wawasan dan memantik KUPL Desa Ngunut agar lebih terdorong dalam berpacu di dunia pasar. Melalui studi banding besar harapannya mampu membuat KUPL selangkah lebih maju sehingga meningkatkan produktifitas. Langkah sederhana yang diinisiasi BEM FP UNS Bersama KUPL Desa Ngunut ini menjadi penegas bahwa UMKM harus berdaya dan mampu menjadi pilar penyangga ekonomi kerakyatan.

Tim PPKOK BEM FP UNS secara garis besar mengambil topik Sociopreneur yang memiliki ooutput berupa penumbuhan sociopreneur baru. Berdasarkan pembacaan data dan penggalian fakta di lapangan melalui diskusi bersama pihak Desa Ngunut menyimpulkan bahwa Desa Ngunut memiliki potensi besar pada buah pisang, hal ini dibuktikan dengan total produksi buah pisang di Kec. Jumantono cukup tinggi, terbukti dari data BPS (Badan Pusat Statistik, 2015). Jumlah produksi pisang di Jumantono sebanyak 1,679 kw, lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayah kecamatan sekitar, seperti Kec. Matesih sebanyak 222 kw, Kec. Karanganyar sebanyak 574 kw, Kec. Jatipuro sebanyak 1.610 kw. Jenis buah pisang yang dihasilkan di Desa Ngunut yaitu jenis pisang ambon dan pisang kepok. Potensi ini lah yang kemudian ditangkap oleh Desa bersama Tim PPKOK untuk diangkat dan dikembangkan menjadi sociopreuner baru. Tim PPKOK BEM FP UNS menggelar pelatihan Pengolahan Pisang Krispi sebagai bentuk pemberdayaan sekaligus luaran dari progam yang berupa pelatihan, pembuatan produk, dan UMKM baru. Kamis, 29 September 2022 bertempat di Aula Balai Desa Ngunut dilaksanakan pelatihan tersebut, mengundang 35 Ibu-ibu dari perwakilan PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, UPKKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Kelopok Akseptor), beserta Ibu-ibu yang akan didampingi menjadi socioprenur baru yang muaranya menjadi UMKM. Pelatihan ini menghadirkan  Ibu Marlina sebagai Owner Pisang Keju yang outletnya telah tersebar di Pasar Matesih dan Gunungpati, Semarang. Tentunya agar semakin lengkap bekal yang didapa peserta, tim PPKOK BEM FP menghadirkan Crowde sebagai start up mitra sekaligus pelatih seputar pengemasan produk agar eye catching, dalam hal ini dihadiri oleh Natan Riro sebagai pelatih

Guna menambah diversifikasi produk UMKM khususnya pada potensi TOGA, Tim PPKOK BEM FP UNS bersama pihak desa menggelar pelatihan pembuatan Permen Jahe Gummy. Permen jahe dinilai sebagai produk yang memiliki segmentasi pasar bisa ke semua kalangan, serta tidak terlalu sulit untuk membuatnya. Pelatihan dihadiri oleh sekitar 40 peserta yang terdiri dari UPPKA. PKK, dan perwakilan Karang Taruna. Pelatihan dibuka dengan pendampingan digital marketing, berisi penjelasan tentang bagaimana cara sukses membuka kunci-kunci dan jalan pasar online. Untuk sesi pendampingan digital marketing, Tim PPKOK menggandeng pihak UNS Innovation Hub yang mendjadi sarana inkubasi Start up dan UMKM binaan UNS. Berlokasi di Aula Desa Ngunut, 28 Oktober 2022 pelatihan ini digelar.

Dr.Agr.Sc. Ernoiz Antriyandarti, S.P., M.P.,M.Ec. selaku pembimbing PPKOK mengemukakan “Langkah pendampingan Tim PPKOK BEM FP kepada UMKM lama adalah meningkatkan value proporsition, berupa penguatan branding (merek), repackaging, inovasi produk, serta memberikan legalitas produk seperti sertifikasi halal untuk produk olahan Jahe intsan, kemudian sertifikasi P-IRT untuk UMKM kerupuk kulit dan tempe”.

“Selain itu, Tim PPKOK BEM FP juga memberikan tampilan baru bagi tiap produk melalui label yang baru, serta memberikan bantuan alat yang dibutuhkan untuk semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Produk UMKM Desa Ngunut sudah bisa dijumpai di marketplace shopee pada “gerai agridaya ngunut” atau melalui tautan https://shopee.co.id/ppkokadibaswara?smtt=0.81674453-1666078725.9”.  

“Segenap progam dan pendampingan yang dilakukan tim PPKOK BEM FP bertujuan untuk memberdayakan desa. Mengacu pada pesan dari Moh. Hatta bahwa, “Indonesia tidak akan bercahaya karena obor besar di Jakarta, tapi akan bercahaya karena lilin-lilin desa”. Tim PPKOK BEM FP optimis, produk Desa Ngunut mampu mendunia”, pungkas Dr. Ernoiz.